Contoh Tasybih Maqlub dalam Balaghah
Assalamualaikum sahabat pecinta bahasa Arab, Admin kali ini akan membahas pengertian Tasybih Maqlub berikut penjelasan dan contohnya dalam balaghah. Pembahasan ini juga berguna bagi makalah tentang tasybih maqlub.
Berikut di bawah ini penjelasannya:
Di dalam sya’ir ini Al-Himyari menyerupakan cemerlangnya kilapan pagi (musyabbah bih) kepada wajah khalifah ketika mendengar pujian dan sanjungan untuknya (musyabbah).
Di dalam sya’ir ini Al-Buhturi menyerupakan cahaya awan yang terus menerus memantul sepanjang malam (musyabbah bih) kepada senyuman orang yang dipujinya ketika menjanjikan pemberian (musyabbah).
Di dalam sya’ir ini Penyair menyerupakan tanah lapang (musyabbah bih) kepada dada seorang penyantun (musyabbah).
Baca juga:
Tasybih
Maqlub secara bahasa berarti penyerupaan yang terbalik, jadi
biasanya kan tasybih itu seperti ini:
“Kamu seperti
bulan yang begitu bercahaya”
Nah, untuk
Tasybih Maqlub ini dibalik menjadi:
“Bulan yang
begitu bercahaya seperti kamu”
Ketidaklaziman
ini justru menjadi keunggulan seni dan keindahan bahasa, yang tujuannya untuk
melebih-lebihkan, bahwa titik keserupaan dari tasybih tersebut lebih kuat pada
musyabbah (kamu).
Tasybih ini juga
dalam istilah lain adalah Tasybih Tafdhil. Di dalam Al-Qur’an tentu banyak
contoh-contoh Tasybih.
Di dalam sastra
Indonesia juga maknanya agak serupa dengan bahasa hiperbola, yaitu
melebih-lebihkan sesuatu, bahwa yang diserupakan itu begitu terpuji.
Sekarang kita
akan bahas Pengertian dan contoh-contoh Tasybih Maqlub dalam Balaghah:
1. Pengertian Tasybih Maqlub
جَعْـلُ المُشَبَّـهِ مُشَبَّهًـا بِـهِ بِادِّعَـاءِ
أَنَّ وَجْـهَ الشَّبَـهِ فِيْـهِ أَقْـوَى وَأَظْهَـرُ.
Menjadikan
musyabbah sebagai musyabbah bih dengan menekankan bahwa titik keserupaannya
lebih kuat pda musyabbah.
2. Contoh Tasybih Maqlub
Muhammad bin
Wuhaib Al-Himyari berkata:
وَبَـدَا الصَّبَـاحُ كَأَنَّ غُـرَّتَهُ * وَجْـهُ
الخَلِيْفَـةِ حِيْـنَ يُمْتَـدَحُ.
Pagi telah
muncul, seakan-akan kilapannya adalah wajah khalifah ketika dipuji.
Di dalam sya’ir ini Al-Himyari menyerupakan cemerlangnya kilapan pagi (musyabbah bih) kepada wajah khalifah ketika mendengar pujian dan sanjungan untuknya (musyabbah).
Tentu
penyerupaan ini tidak lazim dan keluar dari gambaran yang ada di hati kita,
yang seharusnya menyerupakan wajah khalifah ketika mendengar pujian dan
sanjungan untuknya kepada cemerlangnya kilapan pagi, karena memang sudah
pasti bahwa cemerlangnya kilapan pagi itu lebih kuat daripada cemerlangnya
wajah khalifah.
Adapun maksud
dari penyerupaan terbalik ini untuk melebih-lebihkan dengan menegaskan bahwa wajah
syibehnya (cemerlangnya kilapan) lebih kuat pada musyabbah.
Al-Buhturi
berkata:
كَأَنَّ سَنَـاهَـا بِالعَشِـيِّ لِصُبْحِهَـا * تَبَسُّـمُ
عِيْـسَى حِيْـنَ يَلْفِـظُ بِالـوَعْـدِ
Seakan-akan
cahaya awan di sore hari sampai menjelang pagi itu adalah senyuman Isa ketika
mengucapkan janji.
Di dalam sya’ir ini Al-Buhturi menyerupakan cahaya awan yang terus menerus memantul sepanjang malam (musyabbah bih) kepada senyuman orang yang dipujinya ketika menjanjikan pemberian (musyabbah).
Tentu penyerupaan
ini tidak lazim dan keluar dari gambaran yang ada di hati kita, yang seharusnya
menyerupakan pantulan cahaya senyuman kepada pantulan cahaya awan, karena
memang sudah pasti bahwa pantulan cahaya awan itu lebih kuat daripada pantulan
cahaya senyuman.
Adapun maksud
dari penyerupaan terbalik ini untuk melebih-lebihkan dengan menegaskan bahwa wajah
syibehnya (pantulan cahaya) lebih kuat pada musyabbah.
Seorang Penyair
berkata:
أَحِـنُّ لَـهُمْ وَدُوْنَهُـمُ فَـلَاةٌ * كَأَنَّ فَسِيْحَـهَـا
صَـدْرُ الحَلِيْـمِ
Aku rindu
kepada mereka, namun untuk sampai ke tempat mereka harus melewati tanah lapang
yang luasnya seperti lapang dadanya seorang penyantun.
Di dalam sya’ir ini Penyair menyerupakan tanah lapang (musyabbah bih) kepada dada seorang penyantun (musyabbah).
Tentu penyerupaan
ini tidak lazim dan keluar dari gambaran yang ada di hati kita, yang seharusnya
menyerupakan dada seorang penyantun kepada tanah lapang, karena memang
sudah pasti bahwa tanah lapang itu lebih luas daripada dada seorang penyantun.
Adapun maksud
dari penyerupaan terbalik ini untuk melebih-lebihkan dengan menegaskan bahwa wajah
syibehnya (keluasannya) lebih kuat pada musyabbah.
Demikian uraian mengenai contoh tasybih maqlub, semoga bermanfaat.
Baca juga:
Post a Comment for "Contoh Tasybih Maqlub dalam Balaghah"