Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Alasan Guru Sesekali Butuh Menyendiri

Alasan Sesekali Butuh Menyendiri

Menyendiri memang selalu membawa kita ke masa lalu dan susah untuk move on, namun terlepas dari hal itu ada sisi positif yang bisa kita ambil, seperti halnya saja dengan jernih kita bisa melihat kesalahan masa lalu untuk diperbaiki di masa sekarang, kebagusan masa lalu yang perlu kita ulangi dan kembangkan di masa sekarang.

Konon saya sebagai pendidik, harus paham betul bagaimana cara efektif menjejalkan suatu materi kepada siswa supaya membekas pada waktu yang lama, nah ini kita bisa menggunakan metode flashback.

Kita perhatikan sekarang, sadari betul, materi apa yang benar-benar kita pahami sekarang, kata-kata apa yang selalu terngiang dan membekas di hati kita, lalu guru seperti apa yang memberikan materi tersebut, apakah guru tersebut sifat mengajarnya itu galak, keras atau justru sangat lemah lembut, atau ada hal lain selain itu?

Dengan menyadari hal itu justru kita akan paham betul secara kontekstual dan faktual bagaimana menjadi guru yang memberi manfaat untuk waktu yang sangat lama. Dan memang dengan metode seperti ini pikiran kita akan lebih tersistematis, tidak banyak terkeruhkan oleh “teori-teori” mengajar yang sangat banyak yang harus kita pilih dengan tepat.

Misal yang saya rasakan sendiri, dalam materi bahasa Arab contohnya, saya paham betul tatkala harus menashabkan suatu kata atau merofa’kan suatu kata walaupun saya tidak tahu definisinya, kenapa bisa seperti itu, ooh saya flashback, dulu saya diajari mengi’rob suatu kata dengan latihan yang terus diulang-ulang dan dengan dihadapkan kepada berbagai model.

Perlu digaris bawahi disini bahwa yang namanya teori itu hafalan dan lamanya waktu hafalan yang tersimpan dalam otak tiap orang berbeda-beda, kebanyakan justru sangat sebentar, menghafal lalu lupa, itu alamiah. Adapun kalau latihan, seolah diri kita dipaksa untuk merasai sesuatu, mengonkritkan sesuatu yang abstrak, apalagi diulang-ulang, yang diulang-ulang itu akan menjadi pribadi kita yang baru, menjadi akhlak dan tentu akan membekas, toh memang itu sudah menjadi kegiatan sehari-hari.

Ada lagi, ini justru yang lebih membekas bagi saya pribadi, sebagai contoh saya mempelajari suatu materi di kelas lalu saya belum puas terhadap materi yang disampaikan oleh guru tersebut, otak saya masih haus dan perlu penuangan materi tambahan, oleh karena waktu belajar di kelas terbatas, sedang rasa ingin tahu saya begitu luas, saya mencari tambahan materi di luar kelas, saya pelajari betul materi tersebut dengan penuh kesadaran, karena memang saya yang menginginkan materi tersebut, bukan saya diatur oleh silabus. Ooh dari situ saya paham betul materi itu dan masuklah ia perlahan-lahan mengantri ke dalam hati.

Dan memang banyak materi-materi yang membekas bagi murid selain kedua contoh diatas, seperti selingan kisah dalam materi, adanya contoh sederhana setelah definisi, suatu peragaan atau justu yang lebih bagus murid sendiri yang terlibat dalam materi.

Jadi yang menjadi pokok disini ialah materi dan cara menyampaikan materi itu, bukan watak guru. Jadi mengajar tidak harus keras dan juga jangan terlalu lemah lembut. Mengajar harus jelas dan tegas, kuasai betul materi lalu sederhanakan materi itu sampai materi itu membumi di hati murid.

Post a Comment for "Alasan Guru Sesekali Butuh Menyendiri"